Peneliti Universitas Jember Giat Lakukan Riset Rekayasa Genetika Bidang Kesehatan

Peneliti Universitas Jember giat lakukan riset di bidang bioteknologi terutama rekayasa genetika untuk penerapan di bidang kesehatan. Secara berkala, kemajuan penelitian ini dipresentasikan dan didiskusikan melalui berbagai kesibukan yang dimotori oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Seperti yang dilaksanakan oleh dua group riset, yang meneliti berkenaan penyembuhan memanfaatkan antibiotika pada penyakit gigi serta mulut, dan penelitian berkenaan nyamuk malaria.

Koordinator Oral Inflamation plus Drug Development Research Group, Dessy Rahmawati menyebutkan group risetnya tengah lakukan penelitian berkaitan dengan penyembuhan memanfaatkan antibiotika pada gejala inflamasi pada mulut akibat penyakit infeksi gusi. Inflamasi bisa bersifat keadaan panas, bengkak dan merah pada gusi yang menyebabkan nyeri. Penyakit infeksi gusi bisa menyebabkan kerusakan pada gusi, tulang rahang, dan jaringan lunak di kira-kira gusi. Kondisi ini merupakan keliru satu komplikasi berasal dari radang gusi.

Menurut dosen di Fakultas Kedokteran Gigi ini, kebanyakan radang gusi diobati dengan perlindungan antibiotika sebagai pain killer. Namun perlindungan antibiotika terlalu berlebih lebih-lebih dalam jangka sementara panjang berpotensi menimbulkan begitu banyak ragam dampak samping. Efek samping selanjutnya seperti seperti mual, diare, menimbulkan reaksi alergi, sampai infeksi jamur.

“Dengan bioteknologi terutama rekayasa genetika maka kita bisa memanfaatkan analisis ekspresi gen yang digunakan untuk mengidentifikasi DNA. Sehingga kita bisa sadar secara pas bagian mana berasal dari gusi yang tengah mengalami peradangan atau inflamasi. Dengan begitu kita bisa menentukan kandungan antibiotika yang pas sehingga meminimalkan dampak samping perlindungan antibiotika,” sadar Dessy Rahmawati sementara dihubungi hari Selasa (13/6).

Menurut imigrasibekasi.com penelitian ini sudah sampai pada hasil purwarupa (prototype) dan langkah preklinis yang dilaksanakan pada tikus serta sudah membuahkan luaran bersifat enam terbitan artikel pada jurnal terindeks Scopus, serta dua buah buku cetak dan hak cipta flipchart. Selain lakukan penelitian, Dessy Rahmawati dan tim terhitung lakukan program pengabdian penduduk dengan langkah mengedukasi ibu hamil untuk lebih waspada dalam penggunaan antibiotik serasi dengan visi dan misi penelitiannya untuk meningkatkan penggunaan obat yang lebih biokompatibel tanpa dampak samping.

Penelitian sesudah itu dilaksanakan oleh Kartika Senjarini dengan tim. Kali ini nyamuk sebagai object penelitiannya. Seperti diketahui meskipun bentuknya kecil, tetapi nyamuk adalah keliru satu binatang yang paling mematikan di dunia. Menurut dosen di Program Studi Biologi FMIPA ini, sebenarnya bukan nyamuk itu sendiri yang mematikan tetapi penyakit yang dibawa olehnya seperti malaria dan demam berdarah.

Saat ini Kartika Senjarini dengan dua orang koleganya tengah lakukan pengelompokkan pada nyamuk yang dikategorikan sebagai vektor dan bukan vektor memanfaatkan pendekatan kode batang DNA. Pasalnya nyamuk sebagai vektor punyai banyak spesies yang kompleks baik secara morfologi maupun fisiologis sehingga mesti dilaksanakan pengkategorian.

“Jadi nyamuk itu sebagai vektor, atau pembawa penyakit. Dan yang tengah kita kerjakan adalah lakukan kontrol dan lakukan pengawasan pada penularan atau transmisi penyakit sebab nyamuk diantaranya penyakit malaria. Caranya dengan metode transmission blocking vaccine. Kita berupaya menemukan kandungan protein pada air liur nyamuk yang menularkan penyakit atau mentransmisikan patogen. Setelah sadar kandungan protein yang tersedia maka kita bisa memblok protein selanjutnya sehingga transmisi patogen pun bisa dihentikan,” ungkap Kartika Senjarini yang terhitung oordinator Vector Biology Research Group.

Dukungan Pada Penerapan Rekayasa Genetika

Dukungan penerapan rekayasa genetika untuk di bidang kesegaran berkunjung berasal dari LP2M Universitas Jember. Salah satunya dengan menggelar kesibukan Innovation Talk Series (INTAS), seperti yang digelar pada hari Senin selanjutnya (12/6). Kegiatan INTAS kelima ini menyita tema “CRISPR-Cas Technology plus Its Application for Health Biotechnology” yang kali ini menghadirkan Prof. Wolfgang Nellen berasal dari University of Kassel Jerman sebagai pemateri utama.

Diskusi berlangsung menarik, pasalnya mengkaji tema berkenaan pengaplikasian bioteknologi kesegaran memanfaatkan metode Clusteres Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR-Cas). Menurut Prof. Wolfgang Nellen, metode ini merupakan teknologi penyuntingan (editing) gen yang bermanfaat untuk memodifikasi, menghapus, atau mengoreksi secara spesifik dan efisien sebuah gen dan menempelkannya kembali ke dalam DNA mahluk hidup. Metode ini bisa diaplikasikan pada tanaman, binatang lebih-lebih manusia. Sementara itu Ketua LP2M Universitas Jember, Prof. Yuli Witono, beri tambahan kesibukan diskusi seperti seri INTAS ini bersifat esensial dan relevan pada Universitas Jember yang sudah ditetapkan oleh Kemendikbudristek sebagai perguruan tinggi dengan pusat keistimewaan bioteknologi pertanian, perkebunan dan kesehatan. Harapannya para dosen terutama di rumpun kesegaran seperti bidang kedokteran, kedokteran gigi, farmasi, dan kesegaran penduduk yang hadir sebagai peserta bisa turut berkontribusi dalam penelitian berbasis bioteknologi ini.